Bulan Madu yang Tak Berkesudahan

3/12/2018
Merawat dan melestarikan sungai, adalah hal yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran tinggi, sungai adalah urat air yang dimiliki oleh banyak orang, namun tak banyak orang yang sadar untuk melestarikannya. Terlibat dalam pelestarian sungai , adalah ibarat melibatkan diri dalam sebuah cinta platonik, butuh dada dan paru - paru yang bervolume besar untuk bisa terus menghela napas panjang. Sungai bagi kita adalah sebuah anugerah yang mungkin  terlambat kita disadari, bahwa melestarikan sungai adalah ibarat berupaya membalas jasa dua orang tua yang telah mengasuh kita tanpa pamrih, mungkin adalah analogi yang tepat. Betapa tidak, selama berabad lamanya, sungai telah memberikan kepada kita kesuburannya, kekayaannya, keindahannya, namun yang lebih sering kita lakukan adalah mengotori dan tidak mempedulikan sungai itu. Bagi saya yang asli Desa Pandes, sekitar 2 kilometer Kali Ujung yang merupakan anak Kali Dengkeng yang melintasi Desa Pandes merupakan sumber kenangan masa kecil yang indah. Harus diakui, saat saya masih anak-anak, tak ada kepedulian kami ini untuk melestarikan kali Ujung, namun sekaligus pula kali Ujung memberikan bermacam keasyikan permainan dan petualangan
bagi anak - anak desa seperti saya. Saat awal saya menjabat sebagai Kepala Desa Pandes, Wajah Kali Ujung, tempat kami dulu bermain saat anak-anak, sudah Bopeng, kali Ujung menjadi Tong Sampah raksasa sekaligus jamban terpanjang, bukan hanya sampah rumah tangga yang dibuang di aliran kali Ujung tetapi bahkan limbah industri juga dicampakkan ke kali yang berhulu di gunung Merapi ini. Meski sempat pesimis juga, apakah saya mampu menggerakkan warga untuk ikut serta menjaga, namun saya yakin warga akan membantu, karena saat saya memasukkan pelestarian lingkungan sungai dalam visi dan misi saya sebagai calon kepala desa, bukan hanya ide yang berasal dari langit, justru hasil penjaringan visi di grass root.
Saya beruntung, perhitungan saya benar, inisiasi untuk membersihkan sampah di kali Ujung yang melintasi Pandes disambut baik oleh warga, ternyata warga juga cukup risi dengan keberadaan sampah di kali yang kian menggunung, Dalam 3 periode gotong royong, akhirnya sampah yang menggunung di sepanjang aliran kali Ujung yang melintasi Desa Pandes mulai bisa dikurangi, tak cukup sampai di situ, warga kemudian mulai menyusun strategi bersama untuk mengendalikan sekaligus memanfaatkan sampah di seluruh Desa supaya tak lagi ada warga yang membuang sampah di sungai. Tanpa peran serta warga, gerakan ini tak akan berhasil, selain membersihkan sampah sungai, warga bersepakat membangun bank sampah untuk mengolah dan memilah sampah keluarga di Desa Pandes. juga berhasil membebaskan sungai untuk tak
lagi menjadi jamban raksasa dan menjadi Desa ODF (Open Defecation Free - Bebas Buang Air Besar Sembarangan). Pihak Desa sendiri juga memberikan dukungan kepada kesadaran Warga Pandes, dengan membuat program-program desa yang sesuai, termasuk membuat Peraturan Desa mengenai Pelestarian Lingkungan pada tahun 2016, mengukuhkan keberadaan Forum Masyarakat Peduli Sungai Ujung Wedi, dan program program lain yang saling
berhubungan. Ke depan masih banyak lagi yang ingin kami buat untuk desa Pandes, dalam hubungannya dengan keberadaan dan kelestarian sungai, Forum
Masyarakat Peduli Sungai Ujung berharap Kali Ujung bisa memberikan manfaat secara finansial bagi warga dengan penataan yang baik. Peran besar Masyarakat dan menguatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan terutama
Sungai, adalah bagaikan Bulan Madu Yang tak berkesudahan, Indah, dan semoga abadi selamanya.
(**)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »