Kebersamaan adalah kunci perubahan

3/13/2018 Add Comment
Bencana di tahun 2015 memberikan kita semangat yang lebih untuk terus bergerak menghidupkan ekosistem sungai kembali. Inisiasi komunitas dan ide kita serta kerja sama pihak terkait akhirnya bisa mengurangi tingkat resiko bencana yang terjadi.

Tahun 2015 sikap skeptis masyarakat masih ada sedikit, sekitar 20%. Dengan strategy penertiban yang tepat alhamdulillah kita bisa merubah sedikit demi sedikit pandangan masyarakat sekitar untuk lebih peduli kepada sungai, dan menjadikan sungai sebagai latar depan.  Hanya dengan semangat dan keyakinan semua elemen masyarakat serta aset terbatas tadi kita bisa merubah mimpi buruk tentang kehidupan menjadi kenyataan keindahan yang lebih baik saat ini.

Bom Waktu sebuah Semangat

3/13/2018 Add Comment

Dimulai dari Sungai Ujung Hilir Wedi akhirnya kita bisa memberikan energy positif tentang keyakinan pergerakan peduli sungai kepada masyarakat dilain wilayah administratif.
Dengan munculnya Komunitas Pedulis Sungai lain ini kita berharap bisa saling bersinergy dan
bekerja sama kedepan karena kita terbatas pada wilayah administratif sehingga Networking
Komunitas sangat kita butuhkan agar terwujudnya Sungai Ujung yang Rahayu.

Sampah VS Rumput

3/13/2018 Add Comment
2014
Sikap Skeptis Masyarakat yang
membuang sampah di sungai sungguh memprihatinkan.
Pembersihan, penyadaran, penertiban, serta kegotong-royongan yang kita musyawarahkan akhirnya berbuah. Lihatlah, rumput yang mulai tumbuh menghijau bisa kita nikmati tahun 2017 sekarang.
2017

Perubahan Sikap Skeptis masyarakat tidak hanya kita sosialisasikan kepada yang berumur, kalangan muda dan anak-anak pun kita ajak untuk lebih mencintai sungai, dan kita menginisiasi adanya pemberdayaa masyarakat melalui pemanfaatan bambu agar masyarakat lebih bisa merawat bambu yang hidup disekitar Sungai Ujung Hilir.
2016

Kegigihan Rumpun Bambu yang ingin menerjang DAM sungai ujung hilir

3/13/2018 Add Comment
2014
Inilah bukti dari pergerakan kita!!
Rumpun bambu yang hanyut yang dapat membahayakan bendung bisa kita atasi dan kita angkat bersama meskipun butuh waktu lebih dari dua minggu. Kita bisa tersenyum setelah dua tahun lebih perawatan.


2017

Kita satu,,,Kita bersama,,,Salam satu Jiwa!!!

3/13/2018 Add Comment
Dalam perkembangan selama ini, komunitas kita semakin mandiri dan telah memiliki ruang sekretariat yang beralamat di jalan Ki Narto Sabdo No.58 Desa Pandes kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, dengan iuran rutin dari anggota komunitas yang dilaporkan setiap ada musyawarah, serta beberapa aset kecil yang begitu berharga bagi kita. Kebersamaan dan semangat dari semua anggota komunitas untuk mengatasi problem di Sungai ujung hilir merupakan ASET yang sangat berharga bagi kita.

Titik awal Dari sebuah Perjalanan

3/13/2018 Add Comment



LATAR BELAKANG KPSUH WEDI 

Hati dan pikiran kita mungkin sama,
Merasa tidak nyaman di karenakan bumi kita ini mulai Berubah Warna 
karena terdapat banyaknya pencemaran seperti contohnya saja pembuangan sampah
di sungai dan juga Buang Air Besar Sembarangan ataupun BAB di Sungai sudah
menjadi budaya.



SAMPAH






 Mungkin seperti yang terlihat yakni 
Penumpukan Sampah yang tak terawat.
yang membuat Tercemarnya Lingkungan yang ada di sekitarnya yang sudah 
tidak baik lagi pada kesehatan.



KESEHATAN






Kesehatan bagi Manusia itu
 sangatlah penting dan sangat di 
perlukan untuk keberlangsungan hidup,
namun juga dengan cara yang benar dengan mencegahnya karena mencegah lebih ampuh di bandingkan dengan  mengobati.





BENCANA



 
 Dikarena kurangnya Penahan(akar) 
di dalamnya yang mengakibatkan 
tanah menjadi longsor. Namun tidak
 hanya itu,Karena banyaknya sampah 
di sekitar kita itu termasuk Bencana bagi kita semua yang bisa saja mengakibatkan Banjir



SKEPTIS (KURANGNYA PERCAYA,RAGU-RAGU)











Pembuangan yang tidak pada tempatnya contoh 
mudahnya saja membuang Air Besar 
Sembarangan Sungai sudah menjadi budaya.Itulah yang membuat Skeptis(Keraguan) yang tidak 
tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.





 Sikap Skeptis,Penumpukan sampah, dan tak terawatnya sungai menjadi bencana bagi kita,longsor tebing-tebing sugai menjadi langganan kita kala hujan,itu sebelum adanya Pergerakan KPS Ujung Hilir.

Itulah mengapa di buatnya Gerakan ini untuk membuat desa,tempat atau bumi kita menjadi lebih baik lagi,dan Pantas untuk di tinggali.

































PROGRAM KE DEPAN DAN HARAPAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN SWASTA

3/12/2018 Add Comment
   Menilai konsistensi sebuah komunitas memang sulit dilakukan, dan banyak komunitas masyarakat yang cenderung heboh di awal gerakan, kemudian kurang darah di waktu berikutnya.
   Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Ujung Wedi adalah Komunitas yang berasal dari Grass Root dan benar benar ingin menjaga kelestarian sungai Ujung Wedi yang menjadi nafas dalam denyut kehidupan Desa mereka.
   Komunitas ini juga memiliki strategi untuk menjaga konsistensi dan sustainability-nya dengan mulai berupaya menjaga kemandiriannya, baik secara ekonomi dan prinsip.
   Menurut rencana, komunitas akan menginisiasi sebuah kedai kuliner berwujud
   Dekungan pemerintah Desa dengan pembuatan perdes dan pendanaan serta dukungan pemerintah di tingkatan dan bidang lain juga masih terus diharapkan, karena upaya pelestarian Sungai Ujung Wedi adalah upaya bersama yang mustahil dilakukan tanpa jabat erat dan saling membantu dari semua pihak.
kafe rempah, dimana beberapa bagian bantaran sungai yang aman mulai ditanami berbagai macam rempah rempah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, kafe ini nantinya juga akan menjadi pusat edukasi, diskusi dan ruang baca publik di pinggir sungai, sehingga selain menjadi tempat relaksasi juga akan bermanfaat bagi pengetahuan masyarakat.

EDUKASI PELESTARIAN SUNGAI DAN PENATAAN KAWASAN MENJADI LEBIH BAIK

3/12/2018 Add Comment
  

Pelibatan generasi Muda dalam pelestarian sungai Ujung sebagai upaya pembangunan mentalitas generasi yang mencintai lingkungan juga terus dilakukan oleh komunitas bekerja sama dengan beberapa sekolah dan lembaga pendidikan.

   Bersihnya sungai Ujung Wedi ini juga menstimulus ruang usaha baru bagi beberapa warga dengan mulai bukanya beberapa kedai kuliner yang dikelola oleh masyarakat, hal ini menjadi bukti bahwa sisi ekonomi pun terpengaruh secara positif dengan lestarinya kawasan sungai.
Selain itu, penataan dan pengelolaan ruang publik di area sungai juga terus dilakukan untuk menjadikan sungai lebih indah dan memberikan ruang rehat murah bagi masyarakat sekitarnya.

PENGUKUHAN DAN DEKLARASI KOMUNITAS SEBUAH PENGAKUAN DIMULAINYA PERJUANGAN

3/12/2018 Add Comment
SRIKANDI SUNGAI DESA PANDES
KEPENGURUSAN

Ketua :
          1. Dewi Nopitasari
          2. Kristuti
Sekertaris : 
          1. Endah Wahyuni
          2. Sari Wijiningtyas
Bendahara :
          1. B. Okti Roswati
          2. Tri Asih
Sie. Konservasi : 
          1. Suwarsih
          2. Tina Hidayati
          3. Yuniari
          4. Koniatun
          5. Serui. L
          6. Purwanti
          7. Marchamah
Sie. Edukasi : 
          1. B. Sri Puji Rahayu
          2. Munanayul Aliyah
          3. Suhetmi
          4. Rukiyah
          5. Sri Umiyani
          6. Sri Winarsih
          7. Budiati
Sie. Ekonomi Kreatif :
          1. B. Indriyani
          2. Kenik Hanani
          3. Susatni
          4. Suprih
          5. Wirastuti
          6. Hasni
          7. Yunita

   Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar Sungai Ujung, kini menjadi fokus perhatian dari komunitas, terjun langsungnyakaum perempuan Desa Pandes dalam aktifitas pelestarian sungai jelas menambah kekuatan komunitas untuk lebih menghasilkan sesuatu yang signifikan untuk kebaikan masyarakat.
  Kaum Perempuan Desa Pandes tak mau kalah, mereka membentuk srikandi sungai Ujung yang didedikasikan untuk memberikan edukasi, meningkatkan ekonomi kreatif dan meningkatkan kesehatan warga masyarakat di sekitar Sungai Ujung Wedi.

PENGUKUHAN DAN DEKLARASI KOMUNITAS SEBUAH PENGAKUAN DIMULAINYA PERJUANGAN

3/12/2018 Add Comment
  
relawan peduli sungai, sebanyak 3000 lebih personil gabungan dari berbagai elemen melakukan pembersihan massal kembali sungai Ujung Wedi.
   Tanggal 15 Juli 2016, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengukuhkan secara resmi, Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Ujung Wedi.
   Pengukuhan ini disertai dengan penyebaran puluhan ribu bibit ikan
berbagai jenis oleh Gubernur dan Muspida Klaten.
Tanggal 24 April 2016, pada peringatan hari bumi, dilakukan apel
   Saat sarasehan usai pengukuhan yang juga dihadiri oleh Gubernur tercetuslah ikrar bersama untuk membuat Sungai Ujung Wedi dan masyarakat disekitarnya menjadi RAHAYU.

BANK SAMPAH SARANA EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

3/12/2018 Add Comment


Langkah penting selanjutnya yang diambil oleh warga adalah pendirian Bank Sampah sebagai sarana edukasi warga mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah organik. Berdirinya Bank Sampah ini
memperoleh dukungan signifikan dari pemerintah dan pihak lain. Bantuan
berupa Crusher Kompos dan Plastik diberikan oleh DLHK Klaten dan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, selain itu juga dipinjam pakaikan
kendaraan roda 3 pengangkut sampah. Di tahun 2016, Bank Sampah
BERKAH Pandes memulai kerjasama sistem pembayaran dengan sebuah
Bank BUMN dan menambah kemudahan transaksi sekaligus edukasi menabung bagi masyarakat

Langkah Awal Pembersihan Sungai Secara Massal

3/12/2018 Add Comment
   Tahun 2014, warga memulai kepedulian mereka dengan melakukan pembersihan secara massal Sungai Ujung yang melintas di wilayah Desa Pandes, Wedi, Klaten. 
   Pembersihan total dilakukan selama 3 minggu periode gotong royong yang melibatkan hampir seluruh masyarakat Desa Pandes.
   Pembersihan dilanjutkan dengan pemasangan Baliho, Banner, Poster ajakan untuk menjaga kelestarian sungai dan menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sungai.
Kini pembersihan dilakukan secara reguler periodik dan dilakukan penataan kawasan bantaran sungai untuk dijadikan taman produktif dan tempat bersantai bagi warga sekitar

Sebuah Pintu Yang Terbuka...

3/12/2018 Add Comment
   Ibarat memulai sebuah perjalanan, keberadaan Forum Masyarakat Peduli Kali Ujung Wedi diawali dengan membuka pintu kesadaran warga akan pentingnya kelestarian Kali Ujung sebagai urat nadi kelestarian lingkungan di sekitarnya.
Melalui Inisiasi Kepala Desa Pandes Heru Purnomo pada tahun 2014, Warga Pandes kemudian melakukan pembersihan aliran sungai yang melintasi
Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten ini.
   Warga kemudian juga memasang banner dan poster sosialisasi kelestarian lingkungan sungai. Gerakan ini kemudian meluas di beberapa wilayah lain di daerah aliran sungai Ujung, meski warga Desa Pandes merupakan motor utama dalam gerakan penyelamatan dan pelestarian aliran sungai Ujung di wilayah Desanya.
   Hasilnya cukup terlihat, hanya dalam 3 kali gotong royong yang melibatkan ribuan warga, perlahan- lahan, kali Ujung yang melintasi Desa Pandes Mulai terlihat bersih. Bahkan beberapa taman di bantaran kali Ujung mulai terlihat terbangun dengan baik. Sisi edukasi lingkungan mulai juga disentuh oleh warga dengan mendirikan Bank Sampah, di mana warga disosialisasikan untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga.
   Tahun 2016, setelah peringatan hari lingkungan hidup dengan menggelar apel besar penyelamatan lingkungan dengan 3000 peserta pada 24 April 2016, Forum Masyarakat Peduli Kali Ujung dikukuhkan keberadaannya, langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga bersama Muspida Klaten menebarkan benih ikan di kali Ujung.
   Setelah dikukuhkan oleh Gubernur, bukan berarti saatnya istirahat untuk komunitas, melainkan ibarat letupan aba-aba start untuk melanjutkan program
lainnya.
   Tahun ini, dengan menggandeng BUMDes, Komunitas mulai menggarap sisi pariwisata dan ekonomi guna keberlanjutan aktifitas dari forum. menurut rencana, dengan modal dari BUMDes dan dioperatori oleh anak-anak muda Desa Pandes, dirancang pendirian pojok kuliner dan pengetahuan di tepi kali Ujung, selain itu, juga diadakan lomba memancing yang direncanakan sebagai acara reguler di kali Ujung Wedi ini. (**)

Tumpukan sampah di sepanjang aliran Kali Ujung sebelum dilakukan pembersihan

Taman Senopati di bantaran Kali Ujung sekarang.

Tumpukan sampah seperti ini dulu merupakan pemandangan di hampir sepanjang kali Ujung


DAM di Kali Ujung kini memungkinkan untuk tempat rekreasi

Bulan Madu yang Tak Berkesudahan

3/12/2018 Add Comment
Merawat dan melestarikan sungai, adalah hal yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran tinggi, sungai adalah urat air yang dimiliki oleh banyak orang, namun tak banyak orang yang sadar untuk melestarikannya. Terlibat dalam pelestarian sungai , adalah ibarat melibatkan diri dalam sebuah cinta platonik, butuh dada dan paru - paru yang bervolume besar untuk bisa terus menghela napas panjang. Sungai bagi kita adalah sebuah anugerah yang mungkin  terlambat kita disadari, bahwa melestarikan sungai adalah ibarat berupaya membalas jasa dua orang tua yang telah mengasuh kita tanpa pamrih, mungkin adalah analogi yang tepat. Betapa tidak, selama berabad lamanya, sungai telah memberikan kepada kita kesuburannya, kekayaannya, keindahannya, namun yang lebih sering kita lakukan adalah mengotori dan tidak mempedulikan sungai itu. Bagi saya yang asli Desa Pandes, sekitar 2 kilometer Kali Ujung yang merupakan anak Kali Dengkeng yang melintasi Desa Pandes merupakan sumber kenangan masa kecil yang indah. Harus diakui, saat saya masih anak-anak, tak ada kepedulian kami ini untuk melestarikan kali Ujung, namun sekaligus pula kali Ujung memberikan bermacam keasyikan permainan dan petualangan
bagi anak - anak desa seperti saya. Saat awal saya menjabat sebagai Kepala Desa Pandes, Wajah Kali Ujung, tempat kami dulu bermain saat anak-anak, sudah Bopeng, kali Ujung menjadi Tong Sampah raksasa sekaligus jamban terpanjang, bukan hanya sampah rumah tangga yang dibuang di aliran kali Ujung tetapi bahkan limbah industri juga dicampakkan ke kali yang berhulu di gunung Merapi ini. Meski sempat pesimis juga, apakah saya mampu menggerakkan warga untuk ikut serta menjaga, namun saya yakin warga akan membantu, karena saat saya memasukkan pelestarian lingkungan sungai dalam visi dan misi saya sebagai calon kepala desa, bukan hanya ide yang berasal dari langit, justru hasil penjaringan visi di grass root.
Saya beruntung, perhitungan saya benar, inisiasi untuk membersihkan sampah di kali Ujung yang melintasi Pandes disambut baik oleh warga, ternyata warga juga cukup risi dengan keberadaan sampah di kali yang kian menggunung, Dalam 3 periode gotong royong, akhirnya sampah yang menggunung di sepanjang aliran kali Ujung yang melintasi Desa Pandes mulai bisa dikurangi, tak cukup sampai di situ, warga kemudian mulai menyusun strategi bersama untuk mengendalikan sekaligus memanfaatkan sampah di seluruh Desa supaya tak lagi ada warga yang membuang sampah di sungai. Tanpa peran serta warga, gerakan ini tak akan berhasil, selain membersihkan sampah sungai, warga bersepakat membangun bank sampah untuk mengolah dan memilah sampah keluarga di Desa Pandes. juga berhasil membebaskan sungai untuk tak
lagi menjadi jamban raksasa dan menjadi Desa ODF (Open Defecation Free - Bebas Buang Air Besar Sembarangan). Pihak Desa sendiri juga memberikan dukungan kepada kesadaran Warga Pandes, dengan membuat program-program desa yang sesuai, termasuk membuat Peraturan Desa mengenai Pelestarian Lingkungan pada tahun 2016, mengukuhkan keberadaan Forum Masyarakat Peduli Sungai Ujung Wedi, dan program program lain yang saling
berhubungan. Ke depan masih banyak lagi yang ingin kami buat untuk desa Pandes, dalam hubungannya dengan keberadaan dan kelestarian sungai, Forum
Masyarakat Peduli Sungai Ujung berharap Kali Ujung bisa memberikan manfaat secara finansial bagi warga dengan penataan yang baik. Peran besar Masyarakat dan menguatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan terutama
Sungai, adalah bagaikan Bulan Madu Yang tak berkesudahan, Indah, dan semoga abadi selamanya.
(**)

Arti Sebuah Komunitas Peduli Sungai Ujung Hilir Wedi

3/12/2018 2 Comments


Logo KPS Ujung Hilir yang menurut kita memiliki nilai filosofi mendalam tentang ekosistem sungai, warna biru dan bentuk ikan ini adalah gambaran air dan kehidupan dibawah air yang ingin kita jaga dan lestarikan selalu.

Warna hijau melambangkan kesuburan yang berbentuk rumput dan burung ini adalah simbol kehidupan diatas dan sekitar sungai yang akan mendapatkan efek jika terjadi sesuatu terhadap sungai dan pasti kita semua ingin selalu menjaga dan melestarikan kehidupan sekitar sungai tersebut.

Tulisan melingkar dan warna hitam yang tegas ini memberitahukan identitas kita sebagai satu komunitas, satu tim, satu jiwa yang selalu bergandengan dalam melestarikan dan menjaga ekosistem sungai, arah tulisan cenderung membentuk condong ke kanan atas adalah nilai filosofi pergerakan kita yang selalu berusaha menjunjung tinggi keberadaan kehidupan alam berdasarkan ideologi Ketuhanan Yang Maha Esa.