Visitasi Lomba Komunitas Peduli Sungai Ujung Hilir Desa Pandes Klaten

1/16/2019 Add Comment


Komunitas Peduli Sungai Ujung Hilir, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang merupakan Komunitas Peduli Sungai binaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang terpilih sebagai peserta lomba Komunitas Peduli Sungai Tingkat Nasional tahun 2018.
Tim Juri dari Bina Operasi Pemeliharaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terdiri dari Bambang Ratmoko, Agus Setiawan dan Judi G Widakdo melakukan visitasi dan penjurian di wilayah KPS Ujung Hilir (Kamis 27/09/2018). “Kami sudah berkeliling ke banyak KPS diseluruh Indonesia, setiap KPS memiliki karakter masing-masing. Lomba ini sebenarnya hanya ajang saja, yang paling penting adalah keberlanjutan Operasi dan Pemeliharaan dalam kehidupan sehari-hari” Pesan Bambang dalam sambutannya.
Saat berkunjung ke Klaten Tim Juri merasa bangga dan haru karena di era milenial seperti saat ini masih ada yang memberikan segalanya untuk alam. Karena tidak semua orang punya rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. “Komunitas itu tentang kesetiaan, diluar sana banyak komunitas yang setahun dua tahun sukses tapi setelahnya bubar. Saya berharap agar rasa memiliki ini terus berjalan sehingga apapun dan bagaimanapun kondisi komunitas sungai semua tetap dengan kerendahan hati berperan aktif” Pesan Agus Setiawan.
Sebelum melakukan kunjungan ke Lokasi KPS tim Juri berkesempatan untuk ramah tamah dengan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten. Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten turut bangga karena salah satu KPS nya menjadi nominasi terpilih dalam Lomba Komunitas Sungai Tingkat Nasional tahun ini. Di Ruang Pertemuan B Hj Sri Mulyani selaku Bupati Klaten menyambut dengan suka cita. “Alhamdulillah kami sangat bangga karena komunitas sungai di klaten ini terus berjalan tidak hanya saat banjir namun juga guyub bersih sungai, memanfaatkan sampah disekitar dan banyak menumbuhkan ekonomi kreatif bagi masyarakat. Jika nanti kami menang semoga kami bisa menjadi contoh bagi KPS di seluruh Indonesia” Terang Sri Mulyani.

#kemenpupr
#ditjensda
#bbwsbsolo
#bbwsbengawansolo
#sumberdayaair
#mengelolaairuntuknegeri
#infrastrukturuntuknegeri
#komunitaspedulisungaiujunghilir
#komunitaspedulisungai
#klaten

Sumber : https://deskgram.net/p/1878256120532272772_5891786580

Komunitas Peduli Sungai Ujung Hilir, Inspirasi dalam Menjaga Ekosistem

1/16/2019 Add Comment


Indonesia memiliki banyak sungai yang tersebar diseluruh tanah air. Dengan sungai yang banyak, msyarakat Indonesia berkewajiban dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, melalui Komunitas Peduli Sungai misalnya.
Di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten Jawa Tengah terdapat Komunitas Peduli Sungai Ujung Hilir yang memiliki Visi “Terwujudnya Sungai Ujung, Rahayu”. KPS ini lahir karena kejujuran panggilan hati warga masyarakat sekitar untuk melestarikan daerah hilir Sungai Bengawan Solo ini.
KPS Ujung Hilir merupakan salah satu Komunitas Peduli Sungai Binaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang memiliki aktivitas dan prestasi. KPS yang diketuai oleh Heru Purnomo ini beranggotakan masyarakat desa Pandes dari berbagai kalangan mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi dan anak-anak. Semua berperan aktif dalam mewujudkan kembalinya fungsi sungai Ujung Hilir, pengurangan risiko bencana, ekonomi kreatif, wisata dan edukasi serta mewujudkan daerah yang ramah lingkungan.
KPS Ujung Hilir memiliki beberapa program kegiatan seperti pengelolaan bank sampah yang dibuat untuk souvenir dan kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, ada caffe Kaliku yang menjual jajan tradisional khas Klaten yang seru di pinggir sungai, organsasi srikandi sungai yang membuat produk minuman dan makanan khas tradisional Klaten seperti jamu, jenang dan kue-kue yang dikemas secara menarik dan kegiatan aktif anak-anak seperti perpustakaan keliling yang berhenti di tepi sungai, pengelolaan taman hiburan kreatif yang bersih dan edukasi anak-anak dari berbagai disiplin ilmu serta pengelolaan desa wisata.
KPS Ujung Hilir rutin mengadakan pertemuan setiap satu bulan dua kali dan melakukan komunikasi sehari-hari dengan menggunakan aplikasi berbagi pesan. Masing-masing anggota memiliki peran dan cita-cita dalam mewujudkan sungai yang bersih, sehat dan memiliki banyak kebermanfaatan untuk umat.

Untuk tau informasi lebih lengkapnya bisa follow instagramnya di :  @sekolahsungaik1
#kemenpupr
#ditjensda
#bbwsbsolo
#bbwsbengawansolo
#sumberdayaair
#mengelolaairuntuknegeri
#infrastrukturuntuknegeri
#komunitaspedulisungaiujunghilir
#klaten
Sumber : https://deskgram.net/p/1878271083745169544_5891786580

Tim Jateng Juara Pengelolaan Sungai dan Irigasi

1/16/2019 1 Comment

Tim Jateng Juara Pengelolaan Sungai dan Irigasi

 

JAKARTA - Komunitas Peduli Sungai (KPS) Ujung Hilir Wedi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi KPS terbaik tingkat nasional dalam lomba yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
KPS Ujung Hilir Wedi dinilai berhasil mengajak masyarakat sekitar mengembalikan sungai sesuai fungsinya. Ketua KPS Ujung Hilir Wedi Heru Purnomo menyatakan sebelum menjadi juara I tingkat nasional, KPS Ujung Hilir Wedi juga menjuarai lomba serupa di tingkat provinsi.
“Usahanya adalah mensosialisasikan, merubah mindset masyarakat yang semula memperlakukan sungai tidak sebagaimana mestinya,” ungkapnya ditemui di Jakarta, Jumat (7/12) lalu.
Pihaknya terus menyosialisasikan agar masyarakar tidak membuang sampah sembarangan, membuang limbah atau buang air besar di sungai. Usaha itu dilakukan sejak 2014. Saat itu, sampah di samping sungai menggunung hingga ke badan jalan.
”Kami inisiasi pengolahan sampah. Kondisi titik-titik kritis sekarang bahkan sudah menjadi taman,” ujar Heru. Dia menilai, esensinya adalah bagaimana masyarakat bisa berkarya dengan menjaga sungai untuk kegiatan-kegiatan kreatif.
”Dua minggu sekaliada car free desa di tanggul desa kami. Selalu ingatkan masyarakat ini bisa jadi tempat yang berfungsi baik,” tambahnya. Dia menambahkan, jika sungai bersih dan sesuai fungsinya, maka jalur irigasi untuk mengairi sawah dapat berfungsi baik.
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Jati Mulya Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah juga Juara I kategori Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Partisipatif tingkat Nasional.
Ketua P3A Jati Mulya Juhro mengatakan kemenangan tersebut karena P3A Jati Mulya berhasil memenuhi kelengkapan dari segi aspek, kelembagaan, teknis irigasi, pertanian, dan kendaraan.
”P3A Jati Mulya sudah berbadan hukum, administrasi lengap dengan 24 buku. Kami sering menggelar pertemuan sebelum pengelolaan tanah dan pada akhir tahun ada pertanggungjawaban,” katanya.

Motivasi
Kepala Dinas PU Kabupaten Banyumas Irawadi menyambut baik kemenangan tim Jawa Tengah untuk beberapa kategori. ”Lomba ini merupakan sarana bagi kami untuk bisa mengajak seluruh petugas operasi dan pemeliharaan irigasi.
Dengan lomba OP petugas OP irigasi bisa memotivasi,” katanya. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah Sumpiuh Kabupaten Banyumas Imam Pamungkas menyatakan inovasi penggunaan air irigasi di tingkat petani kini lebih efektif dan efisien.
”Pemanfaatan air bisa efektif 40% petani kan sekarang airnya harus cukup, sekarang lebih pemanfaatan (irigasi) lagi. Musim panas atau ngga dengan sistem itu mudah-mudahan tetap bisa mengatur air,” ungkapnya. (J10-41).

Sumber : https://www.suaramerdeka.com/index.php/smcetak/baca/151840/tim-jateng-juara-pengelolaan-sungai-dan-irigasi

Komunitas Kali Ujung Sabet Juara Pertama Lomba Peduli Sungai Tingkat Nasional

1/16/2019 1 Comment
Komunitas Kali Ujung Sabet Juara Pertama Lomba Peduli Sungai Tingkat Nasional

Sabtu, 10 November 2018 16:01:00 WIB | oleh : maulana-ayub | 0 komentar
Klaten,(klaten.sorot.co)--Komunitas Kali Ujung Kabupaten Klaten berhasil memperoleh juara 1 dalam lomba Komunitas Peduli Sungai tingkat Nasional. Dalam lomba tersebut, Komunitas Kali Ujung meraih nilai tertinggi pada semua tahap mulai dari presentasi dan visitasi.
Ketua Komunitas Kali Ujung Klaten, Heru Purnomo mengatakan tahapan pertama dalam lomba dari Kementerian PUPR  adalah presentasi pada Mei 2018 lalu. Setelah itu ditindak lanjuti dengan visitasi atau peninjauan ke sungai pada September 2018. Hasilnya, semua tahapan berhasil dimenangkan.
"Waktu paparan kita juara satu, kemudian selanjutnya adalah visitasi kita juga juara satu lagi. Itu rangkaian dari lomba, kita memperoleh nilai tertinggi yakni sekitar 863," kata dia saat dihubungi.
Dirinya menceritakan, awal mula terbentuknya komunitas ini bermula dari keprihatinan warga akan kondisi sungai yang dianggap kritis. Dahulunya, sepanjang sungai Ujung menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah, bahkan banyak warga yang buang air besar di aliran sungai. 
Berangkat dari keprihatinan tersebut, masyarakat sepakat untuk menata sungai ujung agar kembali ke fungsinya. Penataan awal dilakukan pada tahun 2014 tepatnya di bawah jembatan sayuran Desa Pandes, Kecamatan Wedi. Kanan kiri sungai ditutup agar tidak digunakan untuk membuang sampah.
"Berjalan pelan-pelan sampai tahun 2015. Kemudian tahun 2016 kita bersama teman-teman komunitas se Klaten untuk gerakan peduli sungai. Pada tahun 2016 juga Komunitas Kali Ujung dikukuhkan oleh Pak Gubernur," imbuh dia.
Setelah Desa Pandes menjadi pilot project, saat ini aliran Sungai Ujung yang sudah mulai tertata mencapai lebih dari 3 kilometer. Bahkan kini sudah ada 14 desa di 4 kecamatan yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian Sungai Ujung. Meliput Kecamatan Wedi, Klaten Selatan, Kalikotes dan Jogonalan.
"Harapan kami antar desa yang dilintasi sungai ini bisa saling bertemu, jadi bersih-bersihnya bisa menyeluruh. Kita akan membuat komitmen agar kebersihan ini bisa mencapai titik akhir sungai," pungkas dia.
Sumber : http://klaten.sorot.co/berita-5344-komunitas-kali-ujung-sabet-juara-pertama-lomba-peduli-sungai-tingkat-nasional.html
Berawal dari Penanganan Banjir, Klaten Ciptakan Sungai Bersih

Berawal dari Penanganan Banjir, Klaten Ciptakan Sungai Bersih

1/16/2019 1 Comment

Berawal dari Penanganan Banjir, Klaten Ciptakan Sungai Bersih

Liputan6.com, Klaten - Suasana di Taman Narto Sabdo, pinggir Sungai Ujung, Klaten, Jawa Tengah, malam itu tampak syahdu. Taburan bintang, semilir angin malam, berpadu gemericik suara air bersih sungai menambah kekhusyukan ibu-ibu asal Dukuh Krangkungan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, melantunkan ayat-ayat Alquran.
Pengajian ini sekaligus menyadarkan kepada masyarakat akan fungsi sungai. Terutama, sungai yang terjaga kebersihannya. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan organisasi bersama para pemangku kepentingan memang menggencarkan aksi bersih sungai di Klaten.
"Ini mobilisasi dari masyarakat, kalau pemerintah tidak bisa bikin seperti ini (aksi sungai bersih)," ucap Ganjar Pranowo, calon petahana gubernur Jawa Tengah, saat bincang-bincang di kantor redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018) sore.
Menurut Ganjar, berdasarkan perbincangan di salah satu grup WhatsApp yang diikutinya, ada akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memberikan tantangan terhadap komunitas bersih sungai di Klaten. Intinya, supaya Klaten mempunyai sungai terbersih di dunia tahun 2045.
"Kalau saya (mungkin) tidak akan bisa menikmatinya," imbuh Ganjar.
Adapun Arif Fuad, selaku juru bicara salah satu komunitas setempat, Sekolah Sungai Klaten, mengungkapkan bahwa aksi sungai bersih bermula lantaran kabupaten yang berbatasan dengan Gunungkidul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kerap dilanda banjir.
"Setiap tahun banjir, tapi tidak sampai berhari-hari," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Senin malam.
Kondisi itulah yang menggelisahkan banyak relawan di Klaten. "Di Klaten ada 60 kelompok relawan. Mereka bergerak ketika ada bencana banjir," katanya.
Selanjutnya, puluhan kelompok itu menggelar pertemuan rutin yang salah satu agendanya mencari penyebab banjir. "Salah satunya tampah atau keramba menghambat aliran sungai," ujar Arif.
Para relawan kemudian bergerak untuk terjun ke sungai. Mereka membersihkan beberapa sungai, termasuk menjaga fungsi mata airnya. "Mereka bergerak murni gotong royong dan swadaya tanpa adanya dana, para pemangku kepentingan termasuk TNI pun turun bersama," imbuhnya.
Dalam beberapa tahun terakhir mulai timbul kesadaran terhadap kebersihan sungai. "Dalam dua tahun terakhir banjir berkurang," ujar Arif.
Kemudian puluhan kelompok dan komunitas bergerak bersama. Termasuk, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah, hingga kalangan kampus.
"Kemudian muncul Sekolah Sungai, kayak sekolah lapang, semua unsur masyarakat bergerak bersama, bagaimana menjaga sungai. Itu pada tahun 2015," Arif membeberkan.
Kerja keras semua pihak itu berbuah manis. Bila pada awalnya mengurangi dampak banjir, kini mengajak dan memberdayakan masyarakat untuk membangun taman-taman hingga ekowisata seperti river tubing dan rafting.
Pun demikian lokasi yang dahulunya adalah tempat pembuangan sampah, kini dibuat taman-taman dan ruang publik. "Sekarang ada Taman Ramadan, kegiatan pengajian, dan lain-lain," ujarnya.
Selain itu, Arif menjelaskan, ada tabungan sampah, yakni warga dapat menukarkan sampah yang dikelola oleh gabungan komunitas. Ada pula komunitas Bidan Peduli Sungai, termasuk layanan posyandu lanjut usia (lansia) Klaten.

Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3533817/berawal-dari-penanganan-banjir-klaten-ciptakan-sungai-bersih