Berawal dari Penanganan Banjir, Klaten Ciptakan Sungai Bersih
Liputan6.com,
Klaten - Suasana di Taman Narto Sabdo, pinggir Sungai Ujung, Klaten, Jawa
Tengah, malam itu tampak syahdu. Taburan bintang, semilir angin malam, berpadu
gemericik suara air bersih sungai menambah kekhusyukan ibu-ibu asal
Dukuh Krangkungan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, melantunkan
ayat-ayat Alquran.
Pengajian ini
sekaligus menyadarkan kepada masyarakat akan fungsi sungai. Terutama, sungai
yang terjaga kebersihannya. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan organisasi
bersama para pemangku kepentingan memang menggencarkan aksi bersih sungai di Klaten.
"Ini
mobilisasi dari masyarakat, kalau pemerintah tidak bisa bikin seperti ini (aksi
sungai bersih)," ucap Ganjar Pranowo, calon petahana gubernur Jawa Tengah,
saat bincang-bincang di kantor redaksi Liputan6.com, SCTV
Tower, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018) sore.
Menurut
Ganjar, berdasarkan perbincangan di salah satu grup WhatsApp yang diikutinya,
ada akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memberikan tantangan
terhadap komunitas bersih sungai di Klaten. Intinya, supaya Klaten
mempunyai sungai terbersih di dunia tahun 2045.
"Kalau
saya (mungkin) tidak akan bisa menikmatinya," imbuh Ganjar.
Adapun Arif
Fuad, selaku juru bicara salah satu komunitas setempat, Sekolah Sungai Klaten,
mengungkapkan bahwa aksi sungai bersih bermula lantaran kabupaten yang
berbatasan dengan Gunungkidul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kerap
dilanda banjir.
"Setiap
tahun banjir, tapi tidak sampai berhari-hari," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com
melalui telepon, Senin malam.
Kondisi itulah
yang menggelisahkan banyak relawan di Klaten. "Di Klaten ada 60 kelompok
relawan. Mereka bergerak ketika ada bencana banjir," katanya.
Selanjutnya,
puluhan kelompok itu menggelar pertemuan rutin yang salah satu agendanya
mencari penyebab banjir. "Salah satunya tampah atau keramba menghambat
aliran sungai," ujar Arif.
Para relawan
kemudian bergerak untuk terjun ke sungai. Mereka membersihkan beberapa sungai,
termasuk menjaga fungsi mata airnya. "Mereka bergerak murni gotong royong
dan swadaya tanpa adanya dana, para pemangku kepentingan termasuk TNI pun turun
bersama," imbuhnya.
Dalam beberapa
tahun terakhir mulai timbul kesadaran terhadap kebersihan sungai. "Dalam
dua tahun terakhir banjir berkurang," ujar Arif.
Kemudian
puluhan kelompok dan komunitas bergerak bersama. Termasuk, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah, hingga kalangan kampus.
"Kemudian
muncul Sekolah Sungai, kayak sekolah lapang, semua unsur masyarakat bergerak
bersama, bagaimana menjaga sungai. Itu pada tahun 2015," Arif membeberkan.
Kerja keras
semua pihak itu berbuah manis. Bila pada awalnya mengurangi dampak banjir, kini
mengajak dan memberdayakan masyarakat untuk membangun taman-taman hingga
ekowisata seperti river tubing dan rafting.
Pun demikian
lokasi yang dahulunya adalah tempat pembuangan sampah, kini dibuat taman-taman
dan ruang publik. "Sekarang ada Taman Ramadan, kegiatan pengajian, dan
lain-lain," ujarnya.
Selain itu,
Arif menjelaskan, ada tabungan sampah, yakni warga dapat menukarkan sampah yang
dikelola oleh gabungan komunitas. Ada pula komunitas Bidan Peduli Sungai,
termasuk layanan posyandu lanjut usia (lansia) Klaten.
Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3533817/berawal-dari-penanganan-banjir-klaten-ciptakan-sungai-bersih
1 komentar:
Write komentarayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
Replydapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q
EmoticonEmoticon